Pemimpin dan pelayan dalam artian teoritis
Pemimpin dan pelayan. Dua kata ini dapat memunculkan mindset
tersendiri di dalam pikiran kita masing-masing. Dua kata yang memiliki
perbedaan sangat kontras dalam hal status serta jenjang sosial di dalam
kehidupan bermasyarakat. Pemimpin adalah sosok yang memiliki kedudukan tertinggi di masyarakat.
Sedangkan pelayan merupakan seseorang yang berada di tingkatan rendah dalam
hirarki masyarakat. Pelayan memiliki tanggung jawab untuk melayani dan
memberikan segala kemampuannya agar siapapun yang dilayaninya merasakan
dedikasinya yang tulus.
Pemimpin menurut sudut pandang pendidikan
“Ing Ngarso Suntulodo
Ing Madyo Mangunkarso
Tut Wuri Handayani”
Konsep yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro itu
menyiratkan sesuatu mengenai pemimpin. Jika kita telaah pengertian dari
masing-masing pepatah tersebut kita akan mendapatkan pandangan mengenai apa dan
bagaimana seorang pemimpin seharusnya. Ing Ngarso Suntulodo. Pemimpin berada di depan, menjadi teladan yang memberi contoh bagi
sesuatu yang dipimpinnya.
Ing Madyo Mangunkarso. Pemimpin juga berada di tengah-tengah untuk memunculkan kemauan dan niat.
Tut Wuri Handayani. Pemimpin
mendorong dari belakang dengan memberikan motivasi dan semangat kepada
anggotanya.
Dari pepatah ini dapat kita temukan bentuk pemimpin
yang sebenarnya. Bahwa menjadi pemimpin itu fleksibel. Dia dapat berada di
depan, tengah ataupun belakang.Jika kita hubungkan dengan konsep pemimpin
adalah pelayan, pepatah ini dapat memberikan kita suatu gambaran. Pemimpin
adalah pelayan. Melalui pepatah pendidikan tersebut kita dapat melihat gambaran
pemimpin sebagai pelayan. Dimana pemimpin tidak hanya berada di depan dan
memberikan instruksi. Tetapi sebagai pemimpin, seseorang harus bersedia
melayani instansi yang dipimpinnya.Pemimpin yang melayani tidak seburuk yang
dikira. Melalui pepatah diatas kita dapat merefleksikan arti dari bentuk
kepemimpinan tersebut.
Pemimpin menurut dasar iman Kekatolikan
Jika kita menelusuri isi dari Injil yang terdapat pada
Kitab Suci, kita akan menemukan banyak kisah mengenai kepemimpinan yang
melayani dari Yesus Kristus. Seperti dituangkan dalam Injil berikut ini:
“sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani “ (Matius 20:28).
Pemimpin adalah pelayan terkandung dalam diri Yesus
Kristus. Hal tersebut tampak dari perkataan Yesus sendiri serta jiwa pemimpin
pelayan tersebut juga terlihat dari pengorbanannya mati di kayu salib. Yesus
betul-betul pribadi teladan dalam hal kepemimpinan. Dia menyerahkan hidup-Nya
secara total untuk melayani dan berbuat kasih. Tak sedikitpun kuasa itu
membuatnya arogan dan ingin memiliki segalanya. Karena Yesus sendiri berkata,” Barangsiapa
ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Markus
9:35). Sekali lagi melalui perkataan-Nya, Yesus menegaskan bahwa untuk menjadi
pemimpin kita memang harus merasa diri “kecil”. Karena sebagai pemimpin, kita
diberi tugas untuk menjadi pelayan bagi orang yang kita pimpin. Tidak
sepantasnya pemimpin itu merasa dirinya besar dan memiliki kuasa penuh atas
instansi yang dipimpinnya.
Habitus dalam Kepemimpinan Era Modern
Konsep mengenai pemimpin adalah pelayan ini memang
menimbulkan pro dan kontra tersendiri di kalangan beberapa orang. Hal tersebut
dapat kita lihat dari sosok Gubernur DKI Jakarta, Jokowi. Pria yang pernah
menjabat sebagai Walikota Solo ini banyak diperbincangkan sebagai sosok
pemimpin pelayan. Mulai dari pembawaannya yang sederhana, pola kepemimpinannya yang terbuka,
serta tidak adanya keengganan dalam diri Jokowi untuk berkomunikasi dengan
rakyat secara langsung (turun langsung ke lapangan). Jokowi memang menegaskan
bahwa dia merupakan “abdi masyarakat”. Dia memiliki tugas untuk melayani
masyarakat, bukannya memerintah dan dilayani. Gaya kepemimpinan yang dibawakan
Jokowi ini menampilkan pada kita bagaimana seharusnya seorang pemimpin itu
berbuat, bertindak, dan berprilaku. Tidak semata-mata disilaukan oleh kekuasaan
sehingga membuat seorang pemimpin lupa akan apa kedudukannya. Karena seutuhnya
pemimpin itu memanglah pelayan. Dia menjadi pemimpin atas keputusan dan kemauan
anggotanya. Tanpa anggotanya tersebut, dia tak mungkin bisa menjadi pemimpin
dan memiliki kekuasaan. Kesadaran sebagai abdi masyarakat itulah yang membuat Jokowi dicintai oleh
masyarakat Jakarta. Beliau tidak pernah berusaha memamerkan kekuasaannya. Di
dalam setiap perbuatannya terbersit ketulusan untuk melayani, khas seorang
pelayan. Ya, pelayan. Karena seorang pelayan selalu tulus dalam melayani majikannya.
Pelayan sangat tahu apa yang diperlukan dan tidak diperlukan oleh majikannya.
Dia selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan kepercayaan dari
majikannya. Selain itu seorang pelayan selalu mencari tahu apa saja yang
disukai dan tidak disukai majikannya. Pelayan merupakan pribadi yang polos,
penuh kasih sayang dalam melakukan tugasnya, sigap, apa adanya, dan berusaha
memberikan yang ia punya kepada majikannya. Seharusnya pemimpin saat ini dapat
berkaca dari diri seorang pelayan. Atau memposisikan diri sebagai pemimpin yang
melayani. Karena sejatinya pemimpin adalah pelayan. Pemimpin memiliki tanggung
jawab untuk melayani dengan tulus, berkomunikasi dengan baik terhadap apapun
yang dipimpinnya, berjiwa polos, penuh kasih sayang, dan selalu memotivasi
orang-orang yang dipimpinnya agar dapat melakukan perubahan bersama-sama.
Description: Pemimpin Adalah Pelayan
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: Pemimpin Adalah Pelayan
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: Pemimpin Adalah Pelayan
Tidak ada komentar: