Teks Tulisan Berjalan Dari Kanan Ke Kiri
Sabtu, 21 September 2013

Unknown Sabtu, September 21, 2013



          Pemimpin dan pelayan dalam artian teoritis
Pemimpin dan pelayan. Dua kata ini dapat memunculkan mindset tersendiri di dalam pikiran kita masing-masing. Dua kata yang memiliki perbedaan sangat kontras dalam hal status serta jenjang sosial di dalam kehidupan bermasyarakat. Pemimpin adalah sosok yang memiliki kedudukan tertinggi di masyarakat. Sedangkan pelayan merupakan seseorang yang berada di tingkatan rendah dalam hirarki  masyarakat. Pelayan memiliki tanggung jawab untuk melayani dan memberikan segala kemampuannya agar siapapun yang dilayaninya merasakan dedikasinya yang tulus.

         Pemimpin menurut sudut pandang pendidikan
Ing Ngarso Suntulodo
 Ing Madyo Mangunkarso
 Tut Wuri Handayani”
Konsep yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro itu menyiratkan sesuatu mengenai pemimpin. Jika kita telaah pengertian dari masing-masing pepatah tersebut kita akan mendapatkan pandangan mengenai apa dan bagaimana seorang pemimpin seharusnya. Ing Ngarso Suntulodo. Pemimpin berada di depan, menjadi teladan yang memberi contoh bagi sesuatu yang dipimpinnya.
Ing Madyo Mangunkarso. Pemimpin juga berada di tengah-tengah untuk memunculkan kemauan dan niat.
Tut Wuri Handayani. Pemimpin mendorong dari belakang dengan memberikan motivasi dan semangat kepada anggotanya.
Dari pepatah ini dapat kita temukan bentuk pemimpin yang sebenarnya. Bahwa menjadi pemimpin itu fleksibel. Dia dapat berada di depan, tengah ataupun belakang.Jika kita hubungkan dengan konsep pemimpin adalah pelayan, pepatah ini dapat memberikan kita suatu gambaran. Pemimpin adalah pelayan. Melalui pepatah pendidikan tersebut kita dapat melihat gambaran pemimpin sebagai pelayan. Dimana pemimpin tidak hanya berada di depan dan memberikan instruksi. Tetapi sebagai pemimpin, seseorang harus bersedia melayani instansi yang dipimpinnya.Pemimpin yang melayani tidak seburuk yang dikira. Melalui pepatah diatas kita dapat merefleksikan arti dari bentuk kepemimpinan tersebut. 
             Pemimpin menurut dasar iman Kekatolikan
Jika kita menelusuri isi dari Injil yang terdapat pada Kitab Suci, kita akan menemukan banyak kisah mengenai kepemimpinan yang melayani dari Yesus Kristus. Seperti dituangkan dalam Injil berikut ini:
sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani “ (Matius 20:28).
Pemimpin adalah pelayan terkandung dalam diri Yesus Kristus. Hal tersebut tampak dari perkataan Yesus sendiri serta jiwa pemimpin pelayan tersebut juga terlihat dari pengorbanannya mati di kayu salib. Yesus betul-betul pribadi teladan dalam hal kepemimpinan. Dia menyerahkan hidup-Nya secara total untuk melayani dan berbuat kasih. Tak sedikitpun kuasa itu membuatnya arogan dan ingin memiliki segalanya. Karena Yesus sendiri berkata,” Barangsiapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Markus 9:35). Sekali lagi melalui perkataan-Nya, Yesus menegaskan bahwa untuk menjadi pemimpin kita memang harus merasa diri “kecil”. Karena sebagai pemimpin, kita diberi tugas untuk menjadi pelayan bagi orang yang kita pimpin. Tidak sepantasnya pemimpin itu merasa dirinya besar dan memiliki kuasa penuh atas instansi yang dipimpinnya.
            Habitus dalam Kepemimpinan Era Modern
Konsep mengenai pemimpin adalah pelayan ini memang menimbulkan pro dan kontra tersendiri di kalangan beberapa orang. Hal tersebut dapat kita lihat dari sosok Gubernur DKI Jakarta, Jokowi. Pria yang pernah menjabat sebagai Walikota Solo ini banyak diperbincangkan sebagai sosok pemimpin pelayan. Mulai dari pembawaannya yang sederhana, pola kepemimpinannya yang terbuka, serta tidak adanya keengganan dalam diri Jokowi untuk berkomunikasi dengan rakyat secara langsung (turun langsung ke lapangan). Jokowi memang menegaskan bahwa dia merupakan “abdi masyarakat”. Dia memiliki tugas untuk melayani masyarakat, bukannya memerintah dan dilayani. Gaya kepemimpinan yang dibawakan Jokowi ini menampilkan pada kita bagaimana seharusnya seorang pemimpin itu berbuat, bertindak, dan berprilaku. Tidak semata-mata disilaukan oleh kekuasaan sehingga membuat seorang pemimpin lupa akan apa kedudukannya. Karena seutuhnya pemimpin itu memanglah pelayan. Dia menjadi pemimpin atas keputusan dan kemauan anggotanya. Tanpa anggotanya tersebut, dia tak mungkin bisa menjadi pemimpin dan memiliki kekuasaan. Kesadaran sebagai abdi masyarakat itulah yang membuat Jokowi dicintai oleh masyarakat Jakarta. Beliau tidak pernah berusaha memamerkan kekuasaannya. Di dalam setiap perbuatannya terbersit ketulusan untuk melayani, khas seorang pelayan. Ya, pelayan. Karena seorang pelayan selalu tulus dalam melayani majikannya. Pelayan sangat tahu apa yang diperlukan dan tidak diperlukan oleh majikannya. Dia selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan kepercayaan dari majikannya. Selain itu seorang pelayan selalu mencari tahu apa saja yang disukai dan tidak disukai majikannya. Pelayan merupakan pribadi yang polos, penuh kasih sayang dalam melakukan tugasnya, sigap, apa adanya, dan berusaha memberikan yang ia punya kepada majikannya. Seharusnya pemimpin saat ini dapat berkaca dari diri seorang pelayan. Atau memposisikan diri sebagai pemimpin yang melayani. Karena sejatinya pemimpin adalah pelayan. Pemimpin memiliki tanggung jawab untuk melayani dengan tulus, berkomunikasi dengan baik terhadap apapun yang dipimpinnya, berjiwa polos, penuh kasih sayang, dan selalu memotivasi orang-orang yang dipimpinnya agar dapat melakukan perubahan bersama-sama.

                                                                                    oleh: Angela Artha Adventina Lubis


Description: Pemimpin Adalah Pelayan
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: Pemimpin Adalah Pelayan

Tidak ada komentar: